Meningkatkan Kemampuan Prompt AI
Di era AI (Artificial Intelligence) yang semakin berkembang pada saat ini, menurut penulis kemampuan dalam menyusun prompt yang efektif adalah keterampilan yang sangat berharga. Seiring dengan banyak penggunaan model bahasa besar seperti GPT(Generative Pre Trained Transformer), kemampuan untuk merancang prompt yang tepat akan sangat memengaruhi kualitas yang dihasilkan. Tanpa kemampuan ini, hasil yang diterima dari sebuah AI mungkin tidak sesuai dengan harapan anda.
Nah, Bayangkan jika anda sedang menggunakan model AI untuk menghasilkan jawaban, tetapi hasil yang diberikan jauh dari Ekspektasi yang anda inginkan. Mungkin merasa kesal bahkan kecewa, tetapi ini adalah tantangan yang sering dihadapi oleh banyak orang ketika berinteraksi dengan AI. Teknologi saat ini sudah sangat canggih, mereka tetap memiliki keterbatasan dan terkadang memerlukan instruksi yang sangat spesifik untuk memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.
Ketahui Batasan dan keunggulan Model AI
Sebelum kita memulia untuk merancang sebuah prompt, penting untuk mengenali karakteristik model AI yang kita gunakan. Setiap model memiliki sebuah keunggulan serta keterbatasan masing-masing. Beberapa model sangat baik dalam memahami bahasa alami, tetapi mungkin kurang akurat dalam tugas yang memerlukan pemikiran logis yang cukup mendalam.
Penulis bisa memberikan contoh seperti AI berbasis teks seperti chatbot dapat memberikan jawaban cepat dan informatif, namun mungkin kurang tepat dalam memahami bahasa atau emosi dalam percakapan. Contoh lainnya, sebuah model yang dilatih untuk mengenali gambar brokoli mungkin akan kesulitan mengenali gambar kangkung. Karena model hanya dilatih untuk mengenali gambar brokoli.
Hal ini yang ingin disampaikan oleh penulis untuk lebih kritis dalam memilih model yang sesuai dengan kebutuhan. Apakah model tersebut cocok untuk tugas Anda? Selain itu, kita perlu waspada terhadap potensi bias dalam model AI, yang menimbulkan ketimpangan dalam data yang digunakan oleh AI dan memengaruhi hasil yang diberikan.
Dengan memahami bagaimana AI bekerja dan data apa yang digunakan untuk melatihnya, kita bisa lebih bijak dalam menyusun prompt yang sesuai.
Spesifik adalah Kunci
Analogi menurut penulis seperti ini, Anda sedang berada di restoran mewah. Anda ingin menikmati hidangan utama, tetapi anda hanya berkata ke pelayan, "Saya lapar" Kemungkinan besar, pelayan akan kebingungan. Apakah anda ingin steak? Pasta? Sesuatu yang pedas atau manis? Tanpa instruksi yang jelas, pelayan kemungkinan besar hanya bisa menebak-nebak keinginan anda. Hal yang sama terjadi ketika kita berinteraksi dengan AI. Semakin spesifik dan terstruktur permintaan kita, semakin baik hasil yang didapatkan.
Jika ingin memesan steak, Anda tentu bisa mengatakan, "Saya ingin steak medium-rare dengan saus mushroom dan juga kentang disampingnya." Pelayan akan mengerti persis apa yang anda inginkan dan menyajikan sesuai dengan harapan.
Intinya, semakin spesifik prompt yang anda berikan, semakin besar kemungkinan AI memberikan jawaban yang tepat dan relevan.
Berikan Konteks yang Jelas, Jangan Malas!
Saat berbicara dengan seseorang, kita sering memberikan konteks agar mereka lebih mudah memahami maksud kita. AI juga bekerja dengan cara yang sama. Jika kita ingin menulis email, kita bisa memberikan detail seperti penerima, tujuan email, dan nada yang diinginkan.
Misalnya, daripada mengetik "Tuliskan email untuk client saya," kita bisa memberikan prompt yang kurang lebih konteksnya seperti ini.
Tulis email formal kepada Bapak Wowo,
manager marketing di Perusahaan
Digital Awan Nusantara,
untuk mengonfirmasi pertemuan
pada hari Senin pukul 10 pagi
dan menanyakan apakah ada materi
yang perlu disiapkan sebelumnya.
Dengan informasi yang lebih lengkap, AI dapat menghasilkan respons yang lebih sesuai dengan kebutuhan kita.
Memberikan Contoh sebagai Panduan
Salah satu cara terbaik untuk membantu AI memahami harapan kita dalah dengan memberikan contoh. Bayangkan anda ingin AI menulis paragraf dengan gaya tertentu. Jika anda hanya mengatakan, "Tulis paragraf tentang AI," hasilnya mungkin tidak sesuai dengan gaya yang anda inginkan. Sebaliknya, coba anda sempurnakan dengan menambahkan contoh.
Tulis paragraf tentang AI dalam gaya penulisan
yang santai dan mudah dipahami, seperti
contoh berikut: 'AI semakin berkembang
dan mulai membantu kita dalam berbagai hal.
Dari asisten virtual di ponsel hingga mobil
tanpa pengemudi, teknologi ini mengubah cara
kita hidup dan bekerja.
Teknik Chain-of-Thought untuk Jawaban yang Lebih Detail
Jika anda ingin AI memberikan sebuah jawaban yang lebih detail lagi dan mendalam, gunakan teknik Chain of-Thought(CoT). Teknik ini melibatkan penyusunan prompt yang mendorong AI untuk menjelaskan pemikiran secara bertahap. Sebagai contoh, jika ingin AI menjelaskan bagaimana search engine bekerja, dari pada bertanya "Bagaimana cara kerja search engine?" Anda bisa menulisnya seperti ini
Jelaskan bagaimana search engine bekerja secara bertahap.
Dengan urutan bagaimana mesin pencari mengumpulkan data,
lalu jelaskan bagaimana proses pengindeksan bekerja,
dan akhirnya bagaimana hasil ditampilkan kepada pengguna.
Eksperimen dan Evaluasi
Menurut penulis itu sendiri, tidak semua prompt akan memberikan hasil yang sempurna dalam sekali coba. Terkadang, kita perlu bereksperimen dengan berbagai variasi prompt untuk menemukan jawaban yang paling efektif. Coba ubah panjang kalimat, tingkat detail, atau struktur dari prompt anda, lalu bandingkan hasilnya tanpa perlu membeli e-book atau kelas dengan gimmick AI
Seperti berkomunikasi dengan manusia, berinteraksi dengan AI membutuhkan kejelasan, konteks, dan eksperimen. Dengan memahami batasan-batasan AI, memberikan instruksi yang spesifik, menambahkan konteks yang relevan, serta bereksperimen dengan berbagai pendekatan, kita dapat meningkatkan kemampuan prompt secara signifikan.
AI adalah tools yang menurut penulis adalah inovasi luar biasa, tetapi hasil yang diberikan tetap bergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Sekian, terima kasih. Happy coding!!